BERITA NITIZEN – Kalimantan Barat kaya akan budaya dan tradisi, namun beberapa mulai terkikis oleh kemajuan teknologi yang kini generasi muda banyak yang kehilangan sejarah budaya dan tradisi, karena tergerus oleh budaya luar dan tradisi luar yang mulai menjamur di tanah air.
Meski demikian beberapa daerah juga masih mempertahankan tradisi dan budaya tetap lestari bahkan ada yang mengkolaborasikan dengan kemajuan zaman.
Di Kubu raya permainan tradisional mulai jarang dimainkan oleh generasi sekarang, sehingga banyak yang tidak pernah memainkan permainan tradisional tersebut.
Untuk itu Remaja Parit Bugis Darat Kuala dua Kubu Raya mengisi momen kemerdekaan tahun ini, menggelar aneka lomba permainan tradisional mulai dari permainan galahadang, permainan tabak, Engrangk hingga Permainan Khas Semarak Kemerdekaan yang diisi untuk menyeramkan HUT RI Ke-80 Tahun.
Ketua Panitia Pelaksana Samsul Hardi mengatakan, kegiatan sambut kemerdekaan memang tiap tahun diadakan, namun tahun ini lebih mengedepankan tradisi dan budaya yang mulai ditinggalkan generasi muda, salah satunya permainan tradisional, oleh sebab itu aneka perlombaan tradisional yang diikuti oleh semua usia dibuat untuk mengingatkan kembali serunya permainan tradisional untuk dikenang.
” Kegiatan semarak HUT RI Ke-80 kali ini kita isi dengan perlombaan tradisional guna mengingat masa masa dahulu yang kini permainannya telah ditinggalkan oleh generasi sekarang, maka dari itu kita buat lagi dengan konsep yang lebih meriah,” ungkap Samsul.
Salah satu sponsor yang rutin mendukung kegiatan Kemerdekaan di Kubu Raya dan Pontianak, Kalimantan Barat adalah Indosat. AVP Head of High Value Accelaration Circle Kalisumapa Andi Nataziah Rachmawati mengatakan, Indosat percaya bahwa kemajuan teknologi dan pelestarian budaya bisa berjalan beriringan. Di tengah era digital yang serba cepat, nilai-nilai lokal seperti permainan tradisional menjadi perekat sosial yang memperkuat identitas bangsa. Kami mendukung pelestarian permainan tradisional karena ini adalah warisan budaya yang memiliki nilai edukatif, sosial, dan historis tinggi. Dengan menjaganya, kami ingin memastikan bahwa generasi mendatang tetap terhubung dengan akar budaya mereka, sambil tetap melek teknologi.
Indosat Ooredoo Hutchison telah menjalankan berbagai program yang menyentuh budaya dan tradisi lokal, di antaranya, penguatan sinyal di kegiatan tahunan guru sekumpul banjarbaru kalsel. Merupakan kegiatan masyarakat , bagian dr tradisi dan budaya setempat yg secara turun temurun telah dilakukan.
Indosat bukan kali pertama memberikan dukungan untuk kegiatan di pedesaan adapun pesan yang ingin kami sampaikan adalah bahwa pembangunan dan kemajuan digital harus merata dan inklusif. Desa bukan hanya objek pembangunan, tapi juga pusat nilai dan tradisi yang harus dijaga. Lewat kehadiran kami di pedesaan, Indosat ingin menegaskan bahwa akses sinyal dan teknologi bukan hanya untuk kota besar tapi juga untuk mendukung kemajuan, pelestarian budaya, dan pemberdayaan masyarakat desa. Ini bagian dari komitmen kami untuk menghubungkan dan memberdayakan setiap lapisan masyarakat Indonesia.
Salah satu produk yang kerap menyajikan konten lokal dan budaya adalah IM3 dan Tri yang aktif melakukan kampanye lokal, termasuk konten digital yang menampilkan kekayaan budaya Indonesia.
“Kami berharap kegiatan ini bisa menjadi pemantik semangat bagi masyarakat, terutama generasi muda, untuk mencintai dan melestarikan budaya mereka sendiri. Harapan lainnya adalah memperkuat sinyal bukan hanya dalam arti konektivitas digital, tetapi juga sebagai simbol bahwa budaya lokal tetap “tersambung” dengan masa depan.” Tutur Andi Nataziah Rachmawati.
Andi Nataziah Rachmawati menambahkan Indosat ingin budaya Indonesia terus hidup, berkembang, dan dikenal lebih luas melalui kekuatan teknologi. Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa teknologi dapat menjadi jembatan antara masa lalu dan masa depan.***