Berawal Dari Buah Durian Hingga Berujung Kekerasan dan Pelaporan Ke Polisi

  • Bagikan
Men Sie Hono saat melihatkan pengaduan polisi yang ia buat usai keributan yang viral dimedia sosial.
BERITA NITIZEN – Berawal dari ajakan Evi teman Men Sie Hono pemilik kebun untuk mengambil buah durian, untuk dimanfaatkan menjadi tempoyak, Men Sie Hono bersama rekan-rekan Srikandi PP, Mengunjungi kebun tersebut namun saat berada dikebun saudara kandung Evi bernama Hero alias Ahiung datang dan memarahi Men Sie Hono bersama rekan-rekannya dan mengeluarkan umpatan kepada Men Sie Hono yang membuat Men Sie Hono tersinggung dan tidak terima dengan perkataan bernada hinaan dan pelecehan secara verbal, hal itu terekam dalam video yang direkam oleh Evi maupun Men Sie Hono. Tidak terima dengan perkataan Ahiung alias Hero, Men Sie Hono pun mendatangi toko Hero di pasar Pemangkat, dan mempertanyakan maksud dari perkataan Hero alias Ahiung dan memintanya agar meminta maaf karena malu atas perkataan Hero yang didengar oleh rekan- rekan Men Sie Hono saat dikebun durian.
Namun Hero alias Ahiung tersulut emosi mendorong Men Sie Hono agar tidak memasuki tokonya, dan memukul menggunakan sapu, keributan tersebutpun viral dan terekam lewat handphone milik Evi yang juga berada dilokasi keributan.
” Saya merasa kecewa dan tidak terima atas hinaan dan perkataan bernada pelecehan verbal kepada saya oleh pelaku, dihadapan teman teman saya, dan menghina keluarga besar saya,” tutur Men Sie Hono.
Men Sie Hono dengan tegas menyampaikan kekecewaan dan kemarahannya atas perlakuan tidak manusiawi yang ia alami, serta serangan verbal yang menyeret nama keluarganya tanpa dasar. Dalam pernyataannya kepada wartawan pada Senin 20 Januari 2025, ia mengungkapkan bahwa diri nya dan keluarganya telah menjadi sasaran penghinaan dan fitnah yang tidak dapat diterima.
“Tidak ada alasan mengapa keluarga besar saya harus dibawa-bawa dalam masalah ini. Suami saya dihina, dan saya dilecehkan, bahkan disebut-sebut dengan ejekan tidak pantas seperti ‘setruk.’ Apa maksud mereka melakukan itu? Jika memang mereka tidak senang dengan saya, kenapa tidak disampaikan langsung kepada saya atau anggota keluarga yang relevan?” tegas Men Sie Hono.
Ia menegaskan bahwa keluarganya sama sekali tidak memiliki keterlibatan hukum dalam sengketa hak waris yang melibatkan Epi, namun tetap menjadi sasaran kebencian dan tindakan yang merendahkan martabat.
Atas kejadian tersebut Men Sie Hono membuat pengaduan ke Polsek Pemangkat dan melakukan visum.
“Semua yang saya ceritakan ini bukan tuduhan kosong. Ada saksi dan bukti rekaman yang mendukung pernyataan saya. Tapi setelah saya dipermalukan dengan kata-kata verbal yang melecehkan perempuan, bahkan dihajar secara brutal, saya tidak bisa lagi diam. Saya harus menyampaikan kebenaran ini agar masyarakat tahu apa yang sebenarnya terjadi,” tegas Men Sie Hono.
Ia menutup pernyataannya dengan mendesak agar Hero dan pihak-pihak yang terlibat diproses secara hukum sesuai aturan yang berlaku. “Ini bukan hanya soal martabat saya, tetapi soal keadilan. Saya berharap hukum ditegakkan dengan adil,” pungkasnya.
Aksi saling laporpun usai Men Sie Hono membuat pengaduan di Polsek Pemangkat, Hero Alias Ahiung juga membuat laporan ke Polres Sambas.
Tim media yang berusaha mengonfirmasi perkembangan kasus di Polsek Pemangkat menghadapi jalan buntu setelah beberapa jam menunggu tanpa hasil. Harapan untuk mendapatkan informasi langsung dari pihak Polsek Pemangkat justru berakhir dengan pernyataan mengejutkan dari Kapolsek bahwa laporan tersebut telah dilimpahkan ke Polres Sambas.
“Saat ini, laporan terkait kasus tersebut sudah dilimpahkan ke Polres Sambas,” ujar Kapolsek singkat, tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut terkait alasan atau perkembangan terbaru dari proses pelimpahan tersebut.
Kondisi ini memunculkan pertanyaan besar, terutama bagi korban yang merasa diabaikan dalam mendapatkan keadilan. Proses pelimpahan yang seharusnya mempercepat penanganan justru menimbulkan kebingungan, karena tidak ada transparansi mengenai tindak lanjut dari kasus tersebut.
“Waktu kami habis menunggu di Polsek Pemangkat, berharap ada jawaban atau kejelasan. Tapi kenyataannya, hanya dilempar ke Polres Sambas tanpa informasi lebih lanjut.
Humas Polres Sambas, AKP Sadoko Kasih Wiyono, memberikan tanggapan singkat saat dikonfirmasi oleh awak media terkait perkembangan kasus yang menjadi perhatian publik. Dalam keterangannya, AKP Sadoko menyatakan bahwa dirinya sedang berada di luar untuk kegiatan dinas, namun akan segera menindaklanjuti informasi yang diberikan.
“Coba tolong WhatsApp-kan data korban dan lokasi kejadian (TKP)-nya kepada saya. Maaf, saya sedang giat di luar. Atau kalau ada, kirimkan salinan laporan kasusnya. Saya akan coba komunikasi lebih lanjut,” ujar AKP Sadoko melalui pesan singkat kepada media, Senin 20 Januari 2025.
Ia juga menambahkan bahwa pihaknya sedang berkoordinasi untuk memastikan jalannya proses penanganan kasus. “Sambil saya komunikasikan dulu ya. Mungkin rekan-rekan sudah berkoordinasi dengan Reskrim Polres. Kalau tadi saya konfirmasi ke Polsek, memang kasus tersebut sudah dilimpahkan ke Polres,” lanjutnya.
AKP Sadoko menegaskan bahwa Polres Sambas berkomitmen untuk menangani kasus ini secara profesional dan transparan. Ia meminta semua pihak untuk bersabar menunggu proses penyelidikan yang tengah berjalan, saya memastikan bahwa pihaknya akan memberikan perkembangan lebih lanjut setelah mendapatkan informasi yang lebih lengkap.
Hingga saat ini, Polres Sambas terus mengumpulkan data dan bukti-bukti terkait kasus tersebut untuk memastikan langkah hukum yang sesuai dapat diambil.***
  • Bagikan